Senin, 19 Agustus 2013

Hati Ibu yang Terluka ( Dari dulu pepatah : ” Binatangpun tidak akan menerkam anaknya ” )

Dari dulu pepatah : ” Binatangpun tidak akan menerkam anaknya ” atau ” Tidak seorang ibu yang akan menjerumuskan anaknya” , tentunya sampai sekarang masih berlaku, bukan ?
Mahluk apapun didunia ini apakah itu binatang, apakah itu setan , apalagi manusia pasti sayang kepada anaknya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQoFVi6_-dyvz8MZXHFpkukkTUkFxRaw6oh-6m8xL_7crkHJeIgrJDzmw4eZxNBHtXj21M_ixrBumEj6zImd1Qh8eMCER6H1JCLX4iL2Duc5SmbflCY3Vo2mOvJTS1iQW_nLXGLf74A6U/s320/kasih-ibu.jpgBu Surti melirik ketempat kedua kucing yang sedang berpelukan, seekor induk kucing sedang memeluk anaknya dengan penuh kasih.Sama dengan dirinya, begitu sangat mencintai ketiga anaknya, buah hatinya.
Tapi hati bu Surti telah terluka, anak2nya telah lama meninggalkan dirinya. Mereka tidak menghormati dirinya, seolah mereka keluar dari sebongkah batu.
Bu Surti kini sendirian dengan kondisi tua renta, dengan berbagai penyakit,sedang dalam penantian.
“Tuhan…berikan yg terbaik utk diriku, jadikan aku orang yg Chusnul Chotimah dalam menghadapmu”, begitu gumamnya setiap malam, setiap mau memejamkan mata ketika jam sdh berdentang 12 kali ,.Bu Surti kini tertidur pulas dan pulas, sampai adzan subuh tidak mampu membangunkannya lagi, sampai kokok ayampun tidak terdengar lagi….sangat pulasnya, sampai tetangga berdatangan mengucap : ” Innalilahi wa inna ilaihi rojiun “.
by: http://fiksi.kompasiana.com/dongeng/2011/12/27/hati-ibu-yang-terluka-424431.html

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More