Rabu, 21 Agustus 2013

( KENAPA DAN MENGAPA ) Orang Desa Tidak Mencoblos dalam Pilgub Jatim?

Ketika saya pulang pada hari raya idul fitri 1434 H kemarin di desa Kedungjambe, Singgahan, daerah Tuban Selatan. Tidak ada aktifitas mencolok bahwa akan ada pemilihan gubernur Jawa Timur yang akan di helat pada hari kamis kliwon 29 Agustus 2013 mendatang.
Hanya ada beberapa spanduk calon gubernur, sedangkan sosialisasi dari KPU ke desa-desa seakan tidak ada. Saya pun mencoba bertanya kepada penduduk desa mengenai perhelatan kali ini. Kebanyakan mereka memang tidak tahu kapan akan ada pilgub.
Hanya saja ada seorang teman yang biasa menjadi mesin politik di desa sempat bertanya kepada saya mengenai Pak De Karwo dan Gus Ipul apakah kali ini akan menang dan menjadi calon gubernur. Hal ini mungkin tidak lepas dari kemenangan pasangan tersebut di desa saya pada pilkada sebelumnya.
Saya menjawab bahwa saya sendiri tidak begitu intens mengikuti dinamika politik di Jatim, saat saya lebih memilih aktif kegiatan di bidang lingkungan. Hal ini menurut saya lebih riil daripada ribut masalah dukung mendukung calon pasangan. Toh, belum tentu mereka yang akan jadi gubernur mempunyai kepedulian terhadap lingkungan.


Setahu saya memang Pak De Karwo selalu mendukung kegiatan lingkungan di desa-desa yang teman-teman lakukan. Dia mau hadir walaupun di lokasi desa yang sulit di tembus oleh kendaraan.  Semoga saja jika nanti ada pasangan lain yang jadi, mereka juga mempunyai rasa kepedulian terhadap lingkungan.
Suasana di Kota
Hal ini sungguh bertolak belakang dengan suasana di kota-kota terutama di Surabaya. Hampir semua pasangan cagub memang baliho besar-besaran. Ada sebuah ketimpangan perhatian antara masyarakat kota dan desa. Ada sebuah pemandangan bahwa orang desa tidak lagi penting bagi calon gubernur.
Sebuah gambaran jika tim sukses para cagub ini lebih banyak berkutat di kota-kota. Sebuah gambaran bahwa masyarakat desa nantinya juga tidak mendapatkan perhatian dari gubernur.
1377142566135666491
img: menit.tv
Jika pasangan Bambang Said punya program 500 juta dari APBD pertahun untuk desa -terlepas omong kosong atau tidak-. Sudah seharusnya pasangan lain juga berani memberikan program yang sama atau bahkan lebih dari nilai itu agar kemajuan tidak tersentralisasi di kota.
Pertanian, ekonomi maupun pendidikan yang maju desa juga akan berpengaruh pada beban berat kota-kota besar yang menampung masyarakat pedesaan. Mudik yang menelan banyak nyawa juga akan terminimalkan jika kemajuan ada di desa-desa.
Salam Cinta Indonesia
by: http://politik.kompasiana.com/2013/08/22/orang-desa-tidak-mencoblos-dalam-pilgub-jatim-586100.html

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More