Kamis, 22 Agustus 2013

Mau Keren Kok Maksa? ( Lebih baik menyenangkan hati orang tua, tetapi dianggap sederhana oleh teman. Daripada dianggap luar biasa oleh teman, tetapi menyakiti hati orang tua )

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMqHyXlIl729503Z3iTBFa50Dx_AsB74LpBS4Enwcx2VnalENDUvh-55JvjB7Q4T6b7pJW8z4dWM5iI2dWsfRa7NAZ9BHlNEsJXDrZwF6BRW_gIDAiA2bXRF3BlAvpoX3Har6sneqEhLGd/s200/sombong.jpg
Pada pagi hari di sebuah rumah sederhana. Saat sang ibu sedang mencuci pakaian, sementara anak perempuannya mengunci kamar rapat-rapat sambil asyik menekan tombol-tombol handphone.
Ibu: “nak.. Tolong bantu mama nyuci sebentar” (teriak sang ibu)
Anak: (diam seribu bahasa tanpa menghiraukan perkataan ibunya)
*
Pada siang harinya. Saat sang ibu sedang menyapu lantai, anak perempuannya pergi begitu saja. Tanpa sepatah kata pun terucap.
Ibu: “mau kemana nak?” (dengan suara lembut)
Anak: (hanya diam membisu sambil terus melangkahkan kaki ke luar rumahnya)
*
Pada malam harinya. Saat sang ibu sedang beristirahat di kamar, tiba-tiba si anak menghampirinya.
Anak: “ma. Aku mau beli handphone baru. Yang merknya berryberry”
Ibu: “mama belum punya uang. Kemarin kan habis bayar sekolah adekmu”
Anak: “anak mama kan ada dua. Tapi cuma dia yang mama sayang” (dengan nada tinggi dan bergegas meninggalkan sang ibu)
*
Keesokan harinya saat waktu subuh tiba. Sang ibu baru saja selesai melaksanakan sholat berjamaah dengan sang ayah. Hanya berdua saja.
Ayah: “kakak.. Bangun udah subuh. Sholat dulu..” (sambil mengetuk pintu kamar si anak tertua)
Anak: “apa sih ah!” (teriak dari dalam kamar)
*
Pada saat sarapan pagi. Beberapa potong ikan mas dan tumis kangkung menemani sarapan hari ini.
Anak: “ma, aku minta uang dong”
Ibu: “untuk apa nak?”
Anak: “beli baju baru. Malu sama temenku, bajuku sudah jelek”
Ibu: “uang tabungan mama habis nak, sudah dipakai buat DP berry barumu”
Anak: “aku pergi!” (tanpa menyentuh sedikitpun sarapan yang sudah disiapkan sang ibu)
*
Pada saat waktu libur tiba. Keluarga ini hanya berdiam diri di rumah. Bagi sang ibu, berkumpul dengan lengkap di rumah sudah jadi hal yang membahagiakan.
Anak: “pa, ayo kita jalan keluar. Paling gak beli makanan. Bosan makan masakan rumah”
Ayah: “makan saja masakan mama. Sudah capek-capek mama buatin untuk kamu”
Anak: “aku bosan!” (meninggalkan sang ayah dan pergi ke kamar)
*
Pada siang hari disaat libur. Sang anak sudah berpakaian rapih, sementara kedua orang tuanya duduk manis sambil menonton televisi.
Anak: “aku minta uang dong” (membisikkan ke telinga sang ibu)
Ibu: “kamu mau kemana memangnya?”
Anak: “pergilah. Bosan aku libur cuma di rumah. Cepet ma, mana uangnya?”
Ibu: “nih” (sambil memberikan selembar uang Rp. 20.000)
Anak: “cuma segini ma? Ah..” (dengan wajah cemberut meninggalkan rumah)
*
Pada malam hari ketika libur. Saat semua orang di rumah sudah tertidur lelap.
Anak: (menelepon sang ibu, meminta dibukakan pintu)
Ibu: “dari mana aja baru pulang jam segini?”
Anak: (diam seribu bahasa)
Jakarta, 21 Agustus 2013
Ulfa Rahmatania
# Lebih baik menyenangkan hati orang tua, tetapi dianggap sederhana oleh teman. Daripada dianggap luar biasa oleh teman, tetapi menyakiti hati orang tua.
by: http://fiksi.kompasiana.com/drama/2013/08/21/mau-keren-kok-maksa-585817.html

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More