Rabu, 21 Agustus 2013

Sindiran kepada Soekarno-Hatta ( Mengapa status Facebook itu, menyudutkan Soekarno, menyindir Mohammad Hatta )

http://i.brta.in/images/2013-07/034f10a55a26dc512dc65084f3d12c0d.jpgMengapa status Facebook itu, menyudutkan Soekarno, menyindir Mohammad Hatta. Mereka berkata: Indonesia Belum Merdeka. Kupahami, mereka kesal. Kecewa dengan manajemen negara ini, hingga lafaz Indonesia Belum Merdeka terkoarkan. Sungguh telah lama kugundahkan ucapan itu. Nyaris ucapan itu ditenggerkan di BBMku via broadcast. Saya rada tak terima dan mereplynya dengan kata sarkas: “Lebay”.


Entah apa di pikiran mereka, hingga latah. Kemerdekaaan apalagi yang mereka dapat apresiasikan?. Manalah ada satu negara merdeka dua kali dari penjajahan?. Mereka berkoar atas penjajahan freeport Papua, Inco-Surowako, Petrolium-Kalimantan dan seabrek ucapan demonstratif lainnya.


Rusak pikiran, bak membenci mecit, rangkiang disunu. Benci kepada tikus-tikus putih para koruptor, rangkiang dibakar. Benci pada presiden ini, presiden itu, perjuangan Bung Karno-Bung Hatta tersulut-sulut. Walau mereka bilang: “Sia-sia Soekarno-Hatta memerdekakan negeri ini, sia-sia para pahlawan”. Apanya yang sia-sia???


Derma kita bukanlah sebatas parade caci-caci kepada presiden ini, menteri itu, gubernur, bupati sampai camat dan seluruh birokrat, di negara ini. Jangan karena ulah mereka, kita merasa qiyamat. Sesungguhnya kita ini merdeka, merdeka jika berpantang mencontohi mereka-mereka. Kita ini merdeka, merdeka jika mental kita tak serupa mereka.


Enteng di ucapan, berat di manifestasi. Siapakah di antara kita yang telah merdeka dari perbuatan buruk, aksi tipu-tipu, jual-jual tanah air?. Lantas, masih sudikah kita ‘mengata-ngatai’ bahwa negara secara resmi diakui dunia internasional itu. Yah, 17 Agustuts 1945 itu adalah tempo yang sangat sakral untuk Soekarno-Hatta dan seluruh kakek-nenek kita -para pahlawan itu- tanpa kecuali. Terterjang peluru maut, meriam kematian menembus dada mereka. Dan gugur kusuma bangsa,


Kemarin, kata-kata Indonesia Belum Merdeka, kuterima juga. Kemarin pagi, pun saya masih menyaksikan kata-kata itu. Apa tiada kata alternatif untuk mengungkapkan rasa sesal di dalam hati, atau setidaknya diam jika tak mampu berkata baik, bertutur elok dan bijak. Sungguh ini (menurutku) pemarginalan terhadap tokoh-tokoh kemerdekaan ini.


Apakah yang mereka inginkan dengan ucapan Indonesia Belum Merdeka itu?. Mungkin mereka memiliki sejuta alasan untuk mengatakan itu, namun sayapun memiliki semilyar argumentasi membantah ucapan itu. Sebab, saya merdeka, apapun adamu Indonesiaku. Seburuk dan sekelam apapun Indonesiaku, Indonesia Tumpah Darahku adalah negara besar yang merdeka. Perkara negara ini salah kelola, itu urusan mereka, sebab sesungguhnya merekalah yang terjajah oleh kebuasan, animalisasi dan tiada pandai berterima kasih kepada pendiri negara ini. Negara ini tetap merdeka, pemimpinlah yang terjajah oleh bangsa lain dan terjajah oleh diri sendiri
by: http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/08/18/sindiran-kepada-soekarno-hatta-582038.html

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More