Sekarang sepertinya banyak orang ke tempat kerja lebih suka naik kereta di Jakarta dan sekitarnya ( Jabodtabek ), mungkin saja sudah bersaing dan bisa jadi ketersediaan kereta komuter di Jabodetabek dari segi kwantitasnya sudah jauh lebih banyak tersedia jika dibandingkan dengan kereta komuter di Kuala Lumpur Malaysia.
Kereta kota di Kuala Lumpur - Malaysia yang melayani angkutan perkotaan seperti Jabodetabek juga sudah lama penuh sesak, selain penumpangnya semakin banyak, rangkaian keretanya lebih pendek ( lebih sedikit ) daripada rangkaian kereta komuter di Jabodetabek yang satu rangkaian ( block train ) biasanya terdiri dari 4 sd 6 kereta ( gerbong ) dibandingkan dengan di Kuala Lumpur ( Lembah Klang - semacam Jabodetabek ) yang cuma 2 sd 4 kereta ( gerabah kata orang sana ).
Karena penumpangnya sudah berjubel, seperti halnya juga kereta angkutan perkotaan di banyak kota kota besar, termasuk Singapura dan kota kota di Jepang, Eropa dan Amerika, maka “kereta komuter di Kuala Lumpur yang mulai tidak aman” ( seperti halnya juga kereta komuter di beberapa negara di eropa sana juga banyak tidak aman , misalkan di kota Paris dan kota Amsterdam, ternyata juga banyak copetnya ) “diberi peringatan tegas kepada para penumpang “awas copet” dan “dilarang merokok di stasiun atau di dalam kereta” dengan denda tinggi jika ketahuan merokok.
Di Kuala Lumpur jika ketahuan merokok di stasiun atau didalam kereta, tidak tanggung tanggung bisa dikenakan denda sd 500 Ringgit Malaysia ( RM 500 ) kurang lebih sama dengan sejumlah Rp. 1.500.000.( satu juta lima ratus ribu rupiah )
Banyak peringatan juga terpampang di stasiun dan di dalam kereta di Kuala Lumpur ( Lembah Klang ) “Awas Copet “ yang orang sana mengatakannya “Awas Penyeluk Saku “
Bagaimana dengan kereta komuter di Jakarta - Jabodetabek, apakah perlu juga ada peringatan semacanm itu?
Salam sukses dari Jakarta, selamat malam
by: http://regional.kompasiana.com/2013/08/19/merokok-dan-copet-di-kereta-kuala-lumpur-585151.html
0 komentar:
Posting Komentar