Kamis, 22 Agustus 2013

Siraman Teh Manis Lebih kejam Dari Pada Ngomong ( “Ini analisa yang dibuat-buat tanpa fakta, saya bawa beritanya ini fakta )

“Ini analisa yang dibuat-buat tanpa fakta, saya bawa beritanya ini fakta. Yang razia ibu-ibu bukan dari kalangan yang disebut Pak Tamrin aliansi politik lah segala macam, mengada-ada,” kata Munarman dalam pemaparannya.
“Ini ibu-ibu razia minuman keras beritanya bulan 4 kemarin, karena di Papua banyak keonaran karena orang minum minuman keras. Jadi ibu-ibu ini mereka resah. Ini di Mimikia, ini di Sorong (sambil menunjukkan print out berita). Ada dua berita jadi nggak ada kaitannya dengan politik yang disebut-sebut (Tamrin) tadi,” lanjutnya.

http://yuni1980.files.wordpress.com/2012/01/orang-takut.jpg
“Tapi bang Munarman Pak Tamrin, hukum itu harus ditegakkan. Jadi koridornya aparatlah yang seharusnya menindak?” tanya presenter Tv One Arief Fadil.
“Kalau soal hukum, ditegakkan kah hukum terhadap pelarangan minuman keras? tanya Munarman.
“Menurut bang Munarman?” lanjut Arief.
“Tidak ada yang menegakkan. Jadi polisi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Dinas Parwisata itu tidak melarang padahal sudah melarang minuman keras. Ya minuman keras, tempat hiburan segala macan, itu tidak ditegakkan aturanya. Itu masalahnya,” ujar Munarman masih santai.
“Sekarang beliau ini (Tamrin) melihat hilirnya, ketika masyarakat seperti yang ini (menunjukkan print out berita) konteks kita ibu-ibu mengambil tindakan sendiri. Kalau dalam perspektif beliau ini tidak masuk,” tutur Jubir FPI berbaju kemeja putih itu.
“Anda nggak tahu.. Hei dengar dulu anda nggak tahu apa yang saya maksud..” Tamrin menyela sambil menunjuk-nunjuk karena tersinggung dengan pernyataan Munarman.
“Diam anda diam..!!” timpal Munarman.
“Anda….” Byur!! Munarman mengambil air dari dalam gelas dan menyiramkannya ke wajah Tamrin.
Itulah sekelumit dialog dalam acara Talk Show “Apa Kabar Indonesia pagi” di TV One yang memancing emosi amarah seorang jubir FPI yaitu “Munarman” sehingga menyiramkan segelas Teh Manis ke wajah Sosiolog UI “Tamrin Tomagola”. Insiden itu terjadi sekitar pukul 07.45 WIB di Wisma Nusantara Jakpus ketika acara Talk Show tersebut menggelar diskusi yang memabahas pelarang sweeping tempat hiburan malam pada saat bulan ramadhan.


Diskusi yang semula berjalan tenang tiba-tiba menjadi tidak terkontrol dan lepas kendali ketika pembicaraan Munarman di sanggah oleh Tamrin Tomagola, Munarman pun emosi dan akhirnya menyiramkan segelas teh ke waju sang sosiolog itu. Tentu saja aksi itu membuat Tamrin terkejut dan tak habis pikir oleh ular Munarman tersebut. Kedua presenter yang memandu acara tersebut pun mencoba melerai. Tapi sayang terlambat,wajah dan bajunya Tamrin Tomagola sudah terlanjur basah.
Sesudah kejadian itu, Tamrin pun menanggapi aksi Muanarman tersebut lewat akun twiternya “Biarkan publik yang menilai dan memberi hukuman sosial yang setimpal. Saya tidak mau melayani preman,” kata Tamrin melalui akun twitternya @tamrintomagola, Jumat (28/6/2013).
Melihat insiden tersebut bagi orang yang sudah mengenal lebih jauh siapa sebenarnya Munarman pun tidak akan kaget. Bagi yang mengikuti kiprahnya selamanya ini Munarman di kenal sebagai seorang yang memang berwatak keras, tidak mau mengalah dan selalu ngotot dengan argumen-argumennya yang dianggapnya selalu benar. Seharusnya dia sadar argumen-argumen yang dia keluarkan selama diskusi ataupun dalam kesempatan-kesempatan lainya tidak akan semuanya diterima di semua pihak, pro dan kontra pasti ada. Alangkah baiknya seorang Munarman bisa bersifat lebih dingin dan tidak selalu mengedepankan emosi dalam setiap kesempatan, hal itu di perlukan untuk menjaga nama baik dirinya dan juga organisasi yang dibelanya ketika berada di depan publik atau media.


Yang lebih heran lagi adalah, ketika acara diskusi on air itu sudah selesai Munarman ternyata masih mengajak Tamrin Tomagala untuk berdebat dan beragumen seputar masalah yang dibahas sebelmunya. Seakan-akan belum puas menyiramkan teh manis ke wajah tamrin, Munarman masih terus menghujat dan melontarkan tantangan kepadanya. Menurut tamrin “Munarman telah mencederai ranah publik sebagai ranah dialog”.Sungguh saya tak habis dengan sikap orang yang ngakunya sebagai “komandan laskar jihad islam” itu,katanya islamis tapi tak sedikitpun perilakunya mencerminkan nilai-nilai dari keislaman itu sendiri.
Untuk Pak Tarmin Tomagola juga seharusnya tidak usah terlalu memprovokasi ketika orang sedang berbicara,kasih kesempatan lawan diskusi untuk mengeluarkan argumen-argumennya. Jangan memotong pembicaraan ketika memang lawan bicara sudah ngomong. Hal itu sudah jelas menjadi etika ketika seseorang akan berdialog. Bagi saya tak hanya Munarman yang salah disini, Tarmin juga memiliki sisi kesalahan dalam insiden ini yaitu sama-sama tidak mau mengalah. Harapan saya keduanya bisa saling mengerti bahwa saat itu mereka berdua ada di dalam ranah media dan jutaan orang di indonesia pasti melihatnya, untuk jalan terbaiknya damai ajalah keduanya dan semoga tidak akan ada kejadian seperti ini lagi yang dapat mencederai kebebasan berpendapat di negara kita.
by: http://regional.kompasiana.com/2013/06/28/siraman-teh-manis-lebih-kejam-dari-pada-ngomong-572670.html

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More