Rabu, 21 Agustus 2013

Jangankan ARB, Prabowo Pun Ketar-ketir Membaca Angka-angka Ini

Kalau hanya memperhatikan tingkat elektabilitas Jokowi yang terpaut jauh dengan para pesaingannya pastilah bukan informasi yang menarik lagi, apalagi sampai mengejutkan, karena tingginya tingkat keterpilihan Jokowi sudah banyak dipublikasikan oleh sejumlah lembaga survei. Namun, tidak demikian dengan hasil survei yang dirilis Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) yang mengungkapkan informasi yang lebih menarik untuk dicermati. Ironisnya, penemuan CSIS ini kurang mendapat perhatian para pengamat politik.
Menurut rilis survei CSIS, 53,9% dari 1.635 responden yang diwawancarai setuju jika Jokowi maju sebagai capres, dan yang menjawab tidak setuju hanya 27% responden, sementara sisanya menjawab tidak tahu. Dengan demikian, menurut survei yang digelar di 31 propinsi ini mayoritas responden tidak mempermasalahkan jika Jokowi tak menyelesaikan tugasnya hingga masa jabatannya sampai 2017.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3WbPkB3VC9mNEsnBgRJ1d1R4lDZ074z59SKViVli1-u2tWH5rA8VnIe5dI2-ooFQmBfJi-xpYBRvEQGsiNftZgunvOlPsIXp5BELLVTO2DxSun2K7o2_W597TDKVq4G7WtFWfxHS3N8MB/s1600/beda+elektabilitas+popularitas.jpg

“Fenomena ini bukan soal Jokowi semata. Ini indikasi bahwa masyarakat Indonesia mengharapkan calon pemimpin alternatif, Jokowi atau calon alternatif lainnya,” kata Ketua Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS Philips J Vermonte.
Soal pencapresan, Jokowi yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ternyata juga mendapat dukungan dari responden pemilih partai lainnya. Contohnya, 25% kader atau simpatisan Golkar mengaku akan memilih Jokowi. Adapun pendukung dari Partai Demokrat sebesar 32,5%, Gerindra 12,6%, Hanura 34,3%, PAN 27,3%. Bahkan, sebesar 60,5% kader atau simpatisan PKS akan memilih Jokowi. 


Dari publikasi survei CSIS yang dilaksanakan pada 9-16 April 2013 tersebut juga mengungkapkan swing voter yang berpotensi digaet Jokowi dari setiap partai peserta pemilu 2014. Bagi Golkar yang sudah menggadang-gadang Aburizal Bakrie (ARB) sebagai presidennya adanya 25% kader atau simpatisannya yang mendukung Jokowi tentunya menjadi peringatan yang harus disikapi dengan kehati-hatian, ditambah lagi tingkat elektabilitas ARB hanya 7,4%. Demikian juga dengan Gerindra, sekalipun hanya 12,6% kader atau pendukungnya yang akan memilih Jokowi, namun dengan tingkat elektabilitas 16,3% yang didapat Prabowo Subianto masih terpaut jauh dengan tingkat elektabilitas Jokowi yang meraih 35,1%.
Yang menarik dari temuan CSIS adalah adanya 60,5% kader atau simpatisan PKS yang mendukung Jokowi. Dikatakan menarik karena selama ini kader atau simpastian PKS dipersepsikan publik sebagai “kelompok” anti Jokowi. Namun demikian, “keberpihakan” PKS pada Jokowi dikerenakan dua hal, pertama partai yang menargetkan 3 besar pada pemilu 2014 ini tidak memiliki capres dari internal partainya, kedua dikarenakan belum diputuskannya capres hasil konvensi Demokrat. 


Angka-angka yang diungkapkan CSIS ini merupakan pesan bagi ARB dan juga Prabowo untuk merubah “kampanyenya” selama ini, apalagi Jokowi yang pada awal tahun lalu tidak dikenal, dalam survei kali ini sudah mengantongi tingkat popularitas 85,9%. Bahkan, bagi Prabowo, setelah jumlah kandidat yang “pertandingkan” diperkecil hingga menjadi dua, Jokowi masih tetap unggul. Gubernur DKI Jakarta itu memperoleh 46,6% suara, sementara Prabowo hanya 22%. Angka ini sebagai cerminan bila dalam pilpres 2014 nanti berlangsung dalam dua putaran di mana Jokowi head to head dengan Prabowo, maka pemenangnya adalah Jokowi.

Sumber:
http://nasional.kompas.com/read/2013/05/26/18345950/twitter.com

http://nasional.kompas.com/read/2013/05/26/16380111/twitter.com

http://news.detik.com/read/2013/05/27/154821/2256929/10/survei-csis-jokowi-capres-paling-top-direstui-nyapres-di-2014

http://news.liputan6.com/read/596640/survei-csis-jokowi-jadi-capres-top-of-mind-masyarakat

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More