Senin, 26 Agustus 2013

SEBUAH CERMIN CINTA= Ternyata Dia Kekasih Sahabatku

by: http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2012/01/11/ternyata-dia-kekasih-sahabatku-426665.html
Aku sudah beranjak dewasa, sekarang aku sudah SMA. Dan aku ingin memiliki pacar. Waktu aku ceritakan keinginanku itu pada Mama. Eh, Mama malah menertawakan aku habis-habisan. Lalu Mama menunjuk-nunjuk dadaku lalu menarikkan kaus kaki yang ada di dalamnya. Katanya masih kecil belum bisa pacaran. Lho?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoiS8IVOsJoYUfrkmdHjEcq0rFrfhruFuHYaBfAM09IEzlNXrO-NBIf4Z3J8_y_fYmQHBswI9T_2_7b-kBfFCeD8DbCAPZtPMqjbCJ84W3YUp0OuqZ29sxi4RBKHBC8pdBHQ1K01-eEO9D/s1600/dsa.jpg 
Aku malu dan berlari-lari ke kamar. Ah, aku terlalu ingin menjadi wanita dewasa. Kedua kakak laki-lakiku selalu menertawakan keinginanku itu, apalagi Papaku. Ketika hari pertamaku pergi ke sekolah SMA baruku. Aku berdiri memamerkan penampilan baru dan berkata. “Lihat saja! Pulang sekolah aku akan bawa menantu Mama…” Huahahahhahahhaha… Mereka tertawa keras-keras dan aku tak mau peduli lagi.
Pulang sekolahnya aku bukannya dapat pacar. Malah jatuh ke dalam comberan sewaktu di jalan mau pulang hanya karena terlalu serius melihat cowok ganteng. Aku ditertawakan lagi dalam rumah. Oh, bagaimana nasibku ini? Menyedihkan sekali.
Sekarang sudah sebulan aku sekolah tetapi aku belum berhasil menemukan pacar oh pujaan hatiku. Hampir aku frustasi dibuatnya. Mungkin aku adalah gadis kecil yang tak mensyukuri pemberian dari Tuhan sehingga itu aku sering sekali berontak pada keadaan. Aku sering bertanya pada teman-temanku yang lain sudah berapa kali mereka berpacaran dan aku mendapatkan jawaban-jawaban yang mencengangkan. Hiks…
Tetapi ajaib sekali loch. Ketika aku puasa seharian untuk mendapatkan pacar tiba-tiba aku melihatnya. Yah, mungkin seorang kekasih. Walau pertemuannya sangatlah memalukan, bayangkan kepalaku kena timpuk bola basket hingga aku pingsan. Dino nama laki-laki itu.
Kami sering telpon-telponan tiap malam sampai pelajaranku terbengkalai. Pokoknya aku jatuh cinta abis-abisan lha!!! Soalnya dia gateng sekali sich. Aku selalu cerita tentang Dino kepada sahabat-sahabatku yaitu Lyla dan Johan. Aku minta pendapat mereka tentang Dino, dan mereka setuju. Singkat cerita aku dan Dino berpacaran. Taraaaa!!!
“Mama aku pacarann….” Jeritku dari gerbang rumah sampai ke dalam dapur karena senangnya. “Ooohhhhh…..” Mama hanya ber-ooh dengan panjang dan kembali melanjutkan kegiatan dapurnya. Huh!!! Kok aku gak diselamatin sich? Apa Mama ga menghargai kegigihanku dalam mencari pacar? Mama jahat. Hiks…
Tapi okelah, aku cuek saja. Aku sudah pacaran dengan Dino dan aku sangat bangga sekali. Suatu ketika adaku dengar gosip-gosip temanku yang menyatakan pacarku ini sudah punya selingkuhan. “Apa???” Bagai petir di siang bolong bagiku membuatku aku lemas tak berdaya. OMG!!! Nasibku menyebalkan sekali.
Hari itu juga aku semprot dia. Dan dia menunduk tanpa pembelaan diri sama sekali. Apakah itu semua benar adanya? Oh, menyedihkan sekali aku ini…
“Dinoooooo!!! Jangan diam aja!!!” Pekikku keras padanya. akhirnya dia berbicara sedikit dan sangat pelan sekali membuat aku harus mendekat untuk mendengarkan apa yang dia katakan.
“I…iyaaa….aku sudah punya pacar…. lain….” Katanya takut.
“Apaaa!!!!”
Dan jawabannya membuatku makin terkejut lagi dan berlari-lari ke dalam kelas menjumpai sahabatku.
“Johannnn!!! Kamu pacaran sama pacar aku!!!!” Jeritku.
Seluruh kelas terkejut mendengarnya dan Johan hanya bisa tertunduk malu. Aku pulang ke rumah dengan lemas sekali dan malu menceritakannya semua pada Mama. Ternyata benar kata Mama, aku masih kecil dan harus belajar dulu. Spontan aku menangis di pelukan Mama.
“Maafin aku, Ma…” Tangisku. “Ternyata aku pacaran sama seorang homo.” Aku merapatkan wajahku pada daster Mama.
“Apa???”
Mama tak marah justru mengelus-elus rambutku dan menyuruh aku supaya jangan bersedih lagi. Aku hanya bisa memandang wajah Mama yang dulu selalu menertawakan aku, ternyata tawanya itu adalah bentuk perhatiannya pada anaknya yang masih kecil tetapi getol ingin cari pacar.
Ma, maafin Dinda yach? Dinda kena batunya. Hiks…

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More